eM-Saying

Akhirnya, bisa balik lagi setelah sekian abad bertapa di rumah^Silakan comment ya, ntar dibales kok

Minggu, Oktober 12, 2008

About This...


Jauhi Narkoba atau Mati Sia-Sia

Prostitusi, Gerbang Menuju Penghancuran Diri

Pastinya kebanyakan dari kita pernah memandang, atau setidaknya melihat sekilas berbagai macam reklame yang senada dengan kedua kalimat di atas. Narkoba dan protitusi. Di pinggir jalan, sekolah, lembaga pemerintah dan masyarakat, bahkan mungkin di lingkungan perkantoran, kedua tema itu seakan bisa dipastikan pernah mengunjungi tempat-tempat tersebut.

Disadari atau tidak, setiap lokasi yang mana di tempat terebut terdapat suatu reklame, terlepas dari apapun tema darinya, menunjukkan warna dari daerah itu sendiri. Reklame KKN menunjukkan adanya tindak korupsi, kolusi dan nepotisme. Reklame penghijauan menunjukkan adanya usaha penghijauan lingkungan. Dan tentunya, reklame yang mengangkat tema narkoba dan prostitusi mengisyaratkan keberadaan dua unsur dari ‘pelencengan’ masyarakat tersebut.

Terlihat dari ramainya pemberitaan televisi berkaitan masalah narkoba dan seks bebas. Koran-koran lokal dengan format tebal berjudul sama. Dan tentunya, ribuan link di dunia maya yang mengacu ke arah situs-situs terlarang.

Itu hanya sebagian kecil dari informasi yang bisa diberitakan pada publik. Belum termasuk para pemakai yang bertebaran di setiap sudut di seluruh pelosok nusantara, pengedar yang jumlah sebenarnya tidak akan pernah bisa dipastikan oleh aparat hukum, ladang ganja yang luasnya berhektar-hektar, hingga pabrik pembuatan ekstasi terbesar di Asia. Dari tempat-tempat pelacuran yang hampir tersedia di setiap kota, hingga prestasi terbaik Indonesia yang mampu menyabet posisi kedua dalam hal penyalahgunaan jaringan international networking, yang tentunya berhasil diraih dengan rajinnya para surfer dalam mengunjungi situs-situs tabu.

Memang agak mengherankan, apakah hukum di Indonesia, dan bahkan dunia tidak cukup menyadarkan betapa ‘rendah’nya narkoba dan seks bebas ? Apakah rules is rules, sebuah keberadaan tanpa memiliki arti yang berarti ? Atau sudah menjadi plesetan, yang menegaskan bahwa aturan itu ada untuk dilanggar ?

Jawabannya ada dalam diri kita sendiri. Dan disadari ataupun tidak, kita semua sudah menentukan pilihan terhadapnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar