eM-Saying

Akhirnya, bisa balik lagi setelah sekian abad bertapa di rumah^Silakan comment ya, ntar dibales kok

Minggu, Mei 04, 2008

Chicken Soup, Unsinkable Soul


chicken soup

Chicken soup for the unsinkable soul, salah satu dari seri-seri buku terlaris tingkat dunia, Chicken soup for the soul, berbicara banyak tentang bagaimana menghadapi berbagai problema dalam kehidupan. Entah itu dengan senyum terkemban yang menghias setiap akhir cerita, atau mungkin berakhir bersama gurat sedih keprihatinan.

Dengan tebal yang nggak kalah apik kalo dibandingin sama novel-novel best seller Indonesia, Jack Canfiel bersama Mark Victor Hanson menyuguhkan pengalaman-pengalaman berharga dari ratusan orang d dunia ini, yang tak ingin pelajaran dari kehidupan mereka hanya dinikmati oleh mereka sendiri.

Salah satu kisah tragis yang membuat saya sendiri begitu terharu adalah kisah dari seorang anak kecil, yang tinggal dan hidup di daerah Vietnam semasa perang berkecamuk. Dia, yang saat itu ditakdirkan untuk hidup di panti asuhan, harus menghadapi dua pilihan yang keduanya ternyata benar-benar berat di mata anak itu. Dia harus memilih anatara nyawanya sendiri dan nyawa seorang sahabat yang tengah kritis karena kehabisan darah. Parahnya, anak kecil itu, yang kemudian disebutka dengan nama Aang, mengira bahwa transfusi darah akan menyedot semua kehidupannya, untk diberikan kepadanya. Setelah itu, transfusi darah pun dilakukan.

Selama proses itu, Aang tak henti-hentinya menangis. Dokter dan suster yang memang bukan penduduk asli daerah situ menjadi benar-benar kebingungan. Saat ditanya apakah jarum suntik yang dipakai membuatnya sakit, Aang menggeleng cepat.

Di tengah kebingunan itu, akhirnya datang seorang suster asli daerah sana. Tanpa banyak basa-basi, akhirnya Aang menceritakan semua yang mengganjal di hatinya. Setelah si suster berbicara halus, tak diduga Aang menjadi tenang kembali.

“Anak itu salah sangka, dia mengira bahwa dia akan mati setelah mendonorkan darahnya pada gadis kecil ini,” suara si suster.

“Kalau begitu, kenaa Aang tetap bersikeras untuk mendonorkan darahnya ?” tanya suster Amerka setelah mengangguk-angguk beberapa kali.

Suster Vietnam tersenyum. “Aang bilang, dia sahabat saya.”

Nah, it dulu review dari saya. Kalo mau yang lebih lengkap, beli ya_^

Kapal di pelabuhan memang aman, tapi bukan itu tujuan orang membuat kapal.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar