Jangan bilang bahwa kalian tidak tahu dengan yang namanya lidi. Panjang, kurus dan rapuh. Sepertinya deskripsi sederhana itu sudah lebih dari cukup untuk memberikan gambaran pada kita mengenai sebatang lidi.
Bersatu kita teguh, bercerai kita rapuh. Tidak bisa dipungkiri, kalimat itu adalah skenario dasar dalam hidup. Tentu kita tahu mengenai sumpah pemuda dan proklamasi kemerdekaan Indonesia. Kedua langkah penting untuk mencapai Indonesia yang seperti sekarang ini tentunya bukan hanya buah dari satu orang, melainkan perjuangan besar dengan kebersamaan yang juga besar.
Di masa kini, organisasi sepertinya adalah misal yang konkret dan mendasar. Suatu organisasi, sekecil apapun itu, tersusun dari sistem yang saling terkait. Bukan hanya empat, atau mungkin tiga orang, tapi juga didukung oleh sub-sub yang lain, yang kesemuanya itu menjalankan mekanisme kerja sebuah organisasi. Bayangkan saja apabila ada satu bagian dari mekanisme tersebut yang tidak berjalan. Atau yang lebih parah lagi. Coba bayangkan jika hanya ada satu dua orang yang aktif dan serius dalam organisasi sedangkan yang lain hanya diam menonton. Camkan ini, mereka berdua hanya akan menjadi sebatang lidi yang rapuh. Mereka akan hancur, dan satu kehancuran itu akan menyeret kehancuran lain untuk berdatangan.
Sebagai makhluk sosial, kita pasti akan menjadi bagian dari suatu mekanisme dasar, masyarakat. Dan untuk menjalaninya kita mendapat dua pilihan, apakah bersatu dengan ‘lidi’ yang lain ataukah mengambil takdir sebagai sebatang lidi.
Yup..Memang benar apa yang diungkapkan dalam tulisanmu itu...
BalasHapusApabila kita hidup sebagai sebatang lidi, tentu kita hanya bisa berdiri dan rapuh termakan oleh lidi-lidi lain disekeliling kita, tapi akan beda keadaannya apabila lidi yang rapuh bersatu dengan lidi yang lain...
Namun sayang, sebuah karya yang Positif yang ada dalam angan-angan satu lidi jarang didukung oleh lidi yang berjenis sama, bahkan sering kalah oleh lidi2 kuat tapi busuk (dalam artian - sesuatu yang negatif)
sepertinya memang begitulah jalan yang dipilih oleh hidup mbak. Bukan nggak adil, tapi sepertinya yang maha kuasa ingin menyimpan sesuatu yang benar-benar asing di balik semua itu.
BalasHapus