Penyuluhan Narkoba, Sudah Tepatkah ???

Saat ini, instansi yang bergerak dalam pemberantasan dan pembabatan penyebaran narkoba sudah menyemut. Di setiap kota pastinya akan kita temukan (meskipun tidak dengan mudah) instansi pemerintah maupun ormas yang mengambil jalan tersebut. Dalam sistemnya, mereka menggunakan cara yang menurut saya kurang ‘kena’, penyuluhan. Yah, sebuah penyuluhan yang biasanya diadakan di sekolah-sekolah maupun tempat-tempat umum lainnya.

Mengapa saya mengatakan bahwa penyuluhan itu merupakan cara yang kurang mengena ??? Logikanya begini. Coba Anda serahkan sebuah kantong plastik tebal dengan warna hitam dengan isi yang bisa ditebak adalah lembaran-lembaran pada seorang teman yang kemudian Anda tinggal sebentar ke toilet bersama pesan, “Jangan dibuka”. Saya yakin, teman Anda tersebut setidaknya akan mempunyai rasa penasaran yang cukup mungkin untuk menggerakkan tangan itu. Atau yang ringan saja. Seandainya pada waktu lampu padam dan Anda menyalakan sebuah lilin, meninggalkan lilin itu sebentar untuk mengambil obat nyamuk di dapur dengan diperhatikan oleh anak Anda yang berumur 1,5 tahunan. Anda tentunya akan berpesan, “Jangan dipegang”. Untuk kemudian Anda akan lari terbirit-birit ke ruang tamu kembali setelah mendengar tangisan anak Anda yang berteriak “panas,,,panas”.

Agaknya seperti itulah dampak dari penyuluhan narkoba. Di satu sisi itu memang menjadi bahan proteksi bagi para pesertanya agar menghindari narkoba sejauh mungkin. Tapi di sisi lain, itu juga menjadi perangkap bagi beberapa remaja yang selalu tertarik dengan yang namanya bahaya. Jika demikian, masih layakkah metode ini dilanjutkan kembali ???