Sebuah tim merupakan suatu sistem. Dalam suatu sistem, setiap komponen pendukungnya pasti saling terkait, menjaga dan melestarikan. Tak berbeda dari sebuah mesin, di mana saat ada salah satu gearnya terlepas, atau setidaknya tak terletak pada tempat yang semestinya, jangan harap mesin tersebut dapat bekerja. Begitupun dalam tim. Satu terlepas, pondasi yang semula kokoh akan goyah.
Satu hal yang teramat penting untuk menjadi bahan evaluasi dan proteksisasi dalam suatu tim, yaitu perpecahan kepengurusan. Untuk perpecahan dalam konteks terbagi menjadi dua kubu berbeda, saya rasa ini bisa diselesaikan dengan syarat sang pemimpin tim mampu bergerak cepat, jeli dan tepat. Yang menjadi permasalahan, bagaimana jika perpecahan itu timbul dari dua individu yang semula sangat dekat ?
Mempunyai hubungan lebih dari sekedar teman dengan lawan jenis, saya kira bukan hal tabu lagi di zaman seperti sekarang. Pacaran, mungkin tidak bisa dikatakan sebagai masalah. Lalu, bagaimana jika hubungan tersebut terjadi dalam satu tim ? Tak ada yang salah, sepertinya. Tapi saat di antara mereka (bukan Di Antara Kalian_^) terjadi konflik, maka yang dipertaruhkan bukan hanya sebuah hubungan, melainkan juga sebuah tim. Karena itu, jangan heran apabila ada organisasi yang memasukkan – Dilarang pacaran, TTM maupun HTS antar sesama anggota – dalam rules mereka.
Rules in my team just two. Don’t leave your team, and don’t touch the girl.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar